Defisit Migas Desember Turun 85% ke US$ 218 Juta, Kok Bisa? -->

Defisit Migas Desember Turun 85% ke US$ 218 Juta, Kok Bisa?

Tuesday, January 15, 2019, January 15, 2019
Foto: Infografis/Defisit Migas Tahun Ini Capai Rp158 T, Terparah Sejak 2014!/Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan sepanjang 2018. Untuk sektor migas, impor masih jauh lebih tinggi ketimbang ekspor.

Berdasarkan data BPS, untuk Desember 2018 defisit migas cukup turun signifikan dibanding November, hingga 85%. Dari sebelumnya defisit US$ 1,46 miliar jadi hanya defisit US$ 218 juta atau setara Rp 3 triliun (dengan kurs saat ini, Rp 14.100).

"Defisit Desember migas US$ 218 juta dan non migas US$ 883,2 juta," ujar Kepala BPS Suhariyanto, saat paparan di kantornya, Selasa (15/1/2018).

Menanggapi rilis ini, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto menuturkan, turunnya harga minyak dunia menjadi faktor pemicu membaiknya defisit migas di Desember 2018.

"Beberapa bulan terakhirkan harga minyak dunia turun cukup drastis, itu menjadi faktornya," ujar Djoko kepada CNBC Indonesia saat dihubungi Selasa (15/1/2019).

Selain itu, menurutnya, kebijakan B20 pun sudah mulai memberikan dampak. Sebagai informasi, sudah empat bulan sejak kebijakan B20 diberlakukan mulai 1 September 2018 lalu, Kementerian ESDM merilis pemberlakuan B20 ini mampu membuat negara menghemat hingga belasan triliun rupiah, karena impor solar berkurang.

"Dalam empat bulan, kebijakan massif untuk berbagai sektor tersebut mampu menghemat sebesar US$ 937,84 juta (setara Rp 13 triliun)," ujar Djoko.

Selain B20 dan harga minyak turun, faktor paling terlihat menonjol adalah kenaikan ekspor signifikan di komoditas gas alam. Berdasar data BPS, ekspor gas secara month to month (mtm) naik sampai 51,5% jadi US$ 1,3 miliar.

Kendati demikian, secara kumulatif, sepanjang 2018 defisit migas RI mencapai US$ 12,4 miliar naik 44% dibanding defisit 2017 yang sebesar US$ 8,57 miliar. Dengan rata-rata kurs 2018 senilai Rp 14.229 per US$, maka defisit migas RI sepanjang 2018 mencapai Rp 176,4 triliun

Defisit migas masih disumbang sebagian besar oleh impor BBM atau hasil minyak yang sepanjang 2018 mencapai US$ 17,58 miliar dan disusul impor minyak mentah sebesar US$ 9,1 miliar.

Juru selamat di sektor ini juga datang dari gas alam, yang tercatat sepanjang 2018 berhasil mengekspor hingga US$ 10,6 miliar. Naik dibanding 2017 yang ekspornya hanya di US$ 8,7 miliar.

TerPopuler